Tags

, , , , , , ,

IMG-20140607-WA0001

Cast: Kim Kibum, Cho Kyuhyun, Shim Changmin, Choi Siwon, Choi Minho, Lee Jonghyun, Lee Sungmin, Kim Jungmo and others

Genre: Romace, Comedy

Rating: AU

Disclaimer: Semua cast bukanlah milik saya tetapi cerita ini murni milik saya

Summary: Kim Kibum seorang namja introvert yang terpaksa tinggal dengan Cho Kyuhyun yang dingin dan ketus. Kehidupannya yang datar berubah ketika para kingka mengelilinginya.

Pairing: KyuBum, ChangBum, SiBum

p. s Pairing lain menyusul seiring berjalannya cerita

©SnowBumKyuDevil proudly presents

.

.

.

Suara dentuman musik terdengar keras sekali, Kibum baru pertama kali ini masuk club malam di mana ia datang ke sini atas paksaan Kyu-line. Ada begitu banyak wanita cantik dan seksi yang berkeliaran di sekitar mereka, hingga Kibum sendiri tak dapat membedakan wajahnya. Kyuhyun mulai turun mengajak beberapa gadis itu berdansa.

“Cih! Lihat itu Bummie, kalau bersamanya kau hanya akan sakit hati, lebih baik bersamaku!” hasut Changmin.

Kibum tak meladeninya sama sekali, memangnya siapa yang mau naksir Kyuhyun dan Changmin, Kibum merasa dirinya normal kok.

“Hai! Mau dansa denganku?”

Mata Kibum membesar sesaat setelah mendapat ajakan dari seorang gadis seksi, berwajah cantik, mirip dengan aktris yang pernah dilihatnya di tv. Changmin dengan segera menghampiri keduanya.

“Teman-teman! Siapa yang mau lomba dansa denganku? Mari turun ke sini!”

Belum sempat Changmin menegur Kibum dan si seksi itu, Jonghyun berteriak menantang para pria di club. Club ini miliknya, jadi wajar saja kalau dia bisa bertindak sesuka hatinya.

“Bagaimana?” tanya gadis di samping Kibum.

“Ba-baiklah.”

Dengan gugup Kibum menyambut uluran tangan gadis itu, Kibum belum pernah berdansa sebelumnya, terlebih dansa di tengah club seperti ini.

“Park Jiyeon imnida!” gadis itu memperkenalkan diri.

“Kim Kibum.” Balasnya kaku.

Jiyeon tersenyum dan terus menggerakan tubuhnya ke kiri dan ke kanan. Kibum mengikuti orang-orang di sekitarnya dengan gerakan kaku, tapi Jiyeon menuntunnya dengan sabar.

Changmin juga berdansa tak jauh darinya dengan seorang gadis yang tak kalah cantik berambut pirang, Jessica Jung. Kyuhyun berdansa dengan gadis berwajah manis, Bae Seulgi. Minho dengan gadis berkulit eksotis Kwon Yuri sedangkan Jonghyun berdansa dengan Kim Hyuna. Tapi bukan hanya mereka yang berada di sana, ada banyak sekali pria dan wanita yang tidak Kibum kenali, entah bagaimana caranya Jiyeon bisa membuat Kim Kibum merasa rileks dan mengikuti gerakannya.

Cause all… I need is a beauty and a beat… who can make my life complete…” Kibum menatap sekitarnya kagum, mereka semua bernyanyi bersama, sementara Kibum hanya terdiam karena tidak mengenal lagunya.

“Kau suka?” tanya Jiyeon, Kibum mengangguk, “Ini lagu JB dan Nicki Minaj, Beauty and a Beat, seorang DJ meremixnya, kau tahu penghuni club ini mungkin hanya tahu 1 lagu JB saja hahaha…” Kibum tersenyum canggung.

Jiyeon begitu cantik tapi tidak cukup untuk membuatnya jatuh cinta, yang ada Kibum terus menatap Kyuhyun yang berdansa dengan Seulgi. Konyol sekali memang, ia sendiri tidak tahu kenapa. Padahal saat di Amerika dulu setiap Yoona mengenalkan temannya yang cantik dan seksi pasti Kibum sangat senang.

Malam semakin larut ketika pada akhirnya Jonghyun mabuk, Minho juga sedikit mabuk. Changmin yang menyetir mobil malam ini mengurangi porsi alkoholnya sementara Kyuhyun dan Kibum sama sekali tak menyentuh alkohol. Kyuhyun sedang tidak mau, mungkin karena menghormati Kibum yang tidak bisa minum.

CUP! Mata kodok Minho membesar, si gila Jonghyun menciumnya tepat di bibir di hadapan Kyu-line dan para gadis.

“Hei! Sinting kau! Kenapa menciumku?”

Minho mendorong tubuh Jonghyun yang malah tertawa keras.

“Saranghae Minho-ah! Kau tidak cocok jadi semenya Kibum, sama sekali tidak cocok!”

Entah masih sadar atau tidak Jonghyun berbicara tanpa berpikir akibatnya, Minho sudah siap memukul Jonghyun kalau saja tidak di tahan Kyuhyun,

“Kalian para gadis pulanglah!” perintah Changmin membuat Jessica dan yang lainnya pergi.

“Hahaha dadah Hyuna~”

Jonghyun melambaikan tangannya, Hyuna membalasnya dengan malas, semuanya juga tahu kalau Jonghyun adalah gay dan Hyuna sudah punya kekasih. Keduanya sering bertemu di club hanya untuk berdansa, habis pacar Hyun kan pria baik-baik.

“Aku mau pulang!”

Minho berbalik pergi tapi Jonghyun menahan tangannya, Kibum sejak tadi hanya diam menatap dua sahabat yang sama-sama mabuk itu.

“Kibum-ah!”

Jonghyun sudah berdiri tegak dengan menggenggam lengan Minho erat-erat, “Kau tidak menyukai Minho kan? Tidak mungkin… aku yang terlebih dahulu menyukainya, jadi… kau ganggu saja Kyuhyun dan Changmin… jangan Minhoku!”

Mwo?”

Changmin melongo, bertahun-tahun kenal dengan Jonghyun, baru kali ini ia melihat Jonghyun menjadi sangat konyol dan menggelikan.

“Ap-apa maksudmu Hyun?” tanya Minho tidak mengerti. Jonghyun tersenyum saja, ia tak menjawab tapi memeluk Minho dengan sangat erat.

.

.

.

“Selamat pagi Kibum!”

Kibum memutar mata bosan, beberapa hari ini Kyuhyun bersikap manis sekali padanya, mengajaknya pulang dan pergi ke sekolah bersama, berlatih untuk persiapan olimpiade bersama bahkan makan bersama.

Padahal dulu pria itu menghindarinya bahkan terang-terangan menolak berteman dengannya. Kibum masih belum percaya sebenarnya kalau pria itu menyukainya juga, paling-paling hanya mau ikut-ikutan bersaing dengan teman-temannya.

“Hn.”

Kibum mendudukan diri dengan malas, hari ini adalah libur nasional, rencananya ia mau bersantai-santai saja di rumah. Tubuhnya benar-benar lelah apalagi setelah kejadian semalam. Kibum harus begadang melihat Kyu-line berkelahi di hadapannya.

“Kibum-ah kau mau pergi ke Lotte Park?” tanya Kyuhyun dengan mata berpendar-pendar.

Kyuhyun sudah mulai gencar mencari kesempatan untuk mendapatkan Kibum. Berada di rumah yang sama adalah nilai tambah baginya.

“Untuk apa?” tanya Kibum malas, ia sama sekali tidak menatap Kyuhyun dan malah sibuk memotong-motong roti bakarnya.

“Tentu saja untuk bermain, di sana menyenangkan sekali!” bujuk Kyuhyun seperti seorang anak yang minta dibelikan permen.

“Bosan.” Tolak Kibum, datar.

“Bagaimana kalau menonton film?”

“Nanti juga tayang di TV.”

Kibum memang jarang menonton film di bioskop kecuali saat teman-temannya memaksanya, buat apa pikirnya kalau bisa melihatnya di tv secara gratis. Toh kelak film itu akan diputar ulang berkali-kali di televisi. Buang-buang uang.

“Mau… Ice Skating mau tidak?”

“Ini masih pagi Kyu!”

Kibum melotot galak membuat Kyuhyun menunduk dan mengumpat kesal. Meski begitu otaknya masih terus memikirkan hal apa yang akan membuat Kibum tertarik.

“Bagaimana kalau ke panti asuhan?”

Kibum dan Kyuhyun sontak menoleh ke asal suara tersebut, seorang pria tinggi, tegap dan tampan yang datang. Alisnya yang tebal itu naik-turun dengan tatapan nakal.

“Hei Choi ini masih terlalu pagi untuk bertamu!” sindir Kyuhyun jengkel, bagaimana tidak Choi Siwon datang di saat ia bahkan belum menghabiskan sarapannya.

“Bagaimana Kibum-ah?”

Tidak mempedulikan teguran si empunya rumah Siwon malah duduk di samping Kibum dan mengulang pertanyaannya.

“Apa yang akan kita lakukan di sana?” tanya Kibum penasaran.

“Berkunjung, tim basket berencana melakukan bakti sosial dan sebagai kapten tim, di mana akulah yang membuat ide ini akan melakukan survey terlebih dahulu,” Siwon menjelaskan, tangannya dengan seenaknya mengambil jus jeruk Kyuhyun dan meminumnya.

“Menyenangkan!” pekik Kibum menghentikan tangan Kyuhyun yang hendak memukul Siwon.

Bwo?” Kyuhyun tercengang.

Jadi begitulah di hari libur nasional yang Kyuhyun pikirakan menyenangkan malah terpaksa ia habiskan bersama Choi Siwon, tentu saja jika ia mau mengawasi Kibum.

“Kau duduk di sampingku saja ya, biar Kyuhyun di belakang!” kata Siwon seteleh membuka pintu.

Aniya! Kibum, kau dan aku, kita berdua akan duduk di belakang, arrachi?” kata Kyuhyun dengan nada mengatur.

“Apa katamu? Kau pikir aku supir? Tidak bisa! Kibum harus duduk di depan bersamaku!” tolak Siwon kesal.

“Tidak! Dia harus duduk di belakang bersamaku!” bantah Kyuhyun, sama kesalnya.

“Di depan!” paksa Siwon, ia bahkan sudah menarik tangan Kibum sekarang.

“Di belakang!” Kyuhyun ikut menarik tangan Kibum.

“Depan!” Siwon menarik tangan Kibum dengan lebih kencang.

“BELAKANG!” pekik Kyuhyun sembari menarik Kibum dengan sekuat tenaga.

“SUDAHLAH! KALIAN BERDUA DUDUK DI DEPAN DAN AKU DUDUK DI BELAKANG!”

MWO?”

.

.

.

Sekarang sudah pukul 1:30 siang dan Lee Jonghyun baru saja bangun, kepala terasa berat dan berdenyut, meskipun ini bukan pertama kalinya ia mabuk tapi bukan berarti Jonghyun tidak mengalami hangover. Jonghyun pertama kali minum di usianya yang ke sepuluh, saat itu kedua orang tuanya bertengkar di hadapannya dan ada sebuah botol minuman di atas meja di mana Jonghyun bersembunyi.

Jonghyun kecil bukannya tidak ketakutan mendengar teriakan kedua orang tuanya yang terdengar begitu keras tapi Jonghyun merasa bahwa minuman itu salah, karena setelah meminumnya kedua orang tuanya bertengkar.

“Jikaku minum sampai habis, mereka tidak akan bisa menimumnya lagi. Itu artinya mereka tidak akan bertengkar lagi.” Katanya saat itu.

Tapi Jonghyun salah, karena botol itu bukan satu-satunya, bahkan botol-botol itu juga lah yang menjadi jalan kedua orang tuanya dalam mencari nafkah. Jonghyun menjadi sering minum, orang tuanya mengetahuinya saat Jonghyun berumur 13 tahun. Jonghyun hanya tertawa di dalam mabuknya sambil berkata bahwa ia sedang mempelajari apa yang di kerjakan kedua orang tuanya, agar kelak bisa menjadi penerus yang baik.

“Hei jagoan! Sudah bangun?”

Jonghyun sadar sepenuhnya setelah sebuah handuk basah mampir tepat di wajah tampanya. Shim Changmin mengigit buah apel dengan santainya, ia baru selesai mandi di kamar mandi Jonghyun.

“Mau apa kau?”

“Aku mengantarmu pulang semalam, pemabuk.”

“Oh.”

Jonghyun mengambil apel dari tangan Changmin dan mengigitnya dengan santai. Changmin memperhatikannya lekat-lekat, menunggu kapan Jonghyun akan ingat pada kejadian semalam.

Wae?” tanya Jonghyun setelah mengembalikan sisa apel kepada Changmin.

“Kamu hebat ya,” Changmin menepuk pundak Jonghyun.

“Apa? Kenapa?”

“Semalam itu keren banget lho!” Changmin mengacungkan ibu jarinya.

Jonghyun yang masih tidak mengerti hanya garuk-garuk kepala, seingatnya tidak ada hal hebat yang terjadi semalam, apa mengajak Kibum yang introvert ke club bisa dibilang hebat.

“Minho tidak ikut menginap?”

“Kyuhyun dan Kibum juga. Mereka ngga mau kena sial anterin orang mabuk.”

“Ck seenaknya saja kau Chang!”

Jonghyun dengan tampang masam melemparkan anggur ke arah Changmin. Changmin tergelak, Jonghyun sudah berlalu ke dalam kamar mandi meninggalkan Changmin yang sibuk berguling di kasurnya.

BLAM! Jonghyun membuka pintu dengan kasar.

“Chang, apa yang ku lakukan saat mabuk semalam?”

Changmin terlonjak menahan tawa, Jonghyun yang sudah tidak mengenakan apapun selain boxernya sedang berdiri dengan wajah panik.

“Tenang saja, sudah ku bilang kalau kau keren!”

Jonghyun melotot dan ternganga, Changmin tersenyum dan menggerakan alisnya.

“Kau habis menembak Minho semalam.”

Jonghyun mematung di tempatnya. Jadi itu bukan hanya mimpi konyolnya. Pantas saja Minho tidak ikut menginap sahabatnya itu pasti tengah marah besar padanya, matilah kau Tuan Muda Lee.

.

.

.

Choi Sooyoung sedang menginap di kediaman pamannya, seperti biasanya kalau orang tuanya sibuk dia akan dititipkan di sini, maklum Sooyoung dan Minho sama-sama anak tunggal jadi ada baiknya kalau mereka tinggal berdua saat orang tua mereka sibuk.

Saat ini seperti biasanya Sooyoung sibuk memakan camilan sambil menonton acara televisi, Sooyoung sudah mirip putri kerajaan karena ada maid yang sibuk memakaikan pewarna kuku di kakinya sementara tangannya masih sibuk menyuapkan keripik kentang.

“Si pemalas sudah bangun?”

Minho mendengus kesal, bisa-bisanya Sooyoung bersikap seperti tuan putri di rumahnya.

“Hei itu milikku! Jangan suka mencuri makanan orang, kau ini seperti Shim Changmin saja!”

Minho bersikap tidak peduli, ia menikmati keripik kentag milik Sooyoung dengan santainya. Sooyoung yang malas menegurnya memilih membiarkan kuku tangannya dicat, dari pada tidak melakukan apapun.

“Soo, sudah punya pacar?”

“Heh? Random sekali, apa tidak ada pertanyaan lain?”

“Soo… kau masih normal tidak?”

Sooyoung memutar bola matanya bosan.

“Tentu saja kodok, aku masih suka pria, tidak sepertimu yang kelainan!”

“Ah brengsek!”

Sooyoung melotot kesal, dikiranya Minho sedang mmakinya, Minho yang sadar langsung nyengir cangung dengan jari telunjuk dan jari tengah yang di acungkan membentu huruf V.

“Dasar tidak jelas, kalau punya masalah di selesaikan, bukannya marah-marah tidak jelas.”

“Siap Noona!” Minho tersenyum lagi lalu berlalu meninggalkan Sooyoung.

.

.

.

Kegiatan survey sudah nyaris selesai, Siwon, Kyuhyun dan Kibum sudah berputar ke selurh penjuru panti dan bermain dengan anak-anak panti. Mereka rata-rata berusia 1 sampai 7 tahun, meskipun ada juga yang bayi dan yang berumur 9 atau 10 tahun.

Kibum terlihat puas sekali, dia menyukai anak-anak terutama mereka yang masih belum lancer berbicara dan masih suka makan permen.

“Mereka terlihat menggemasan sekali, terimakasih sudah mengajakku ke sini Hyung, ini benar-benar ide yang bagus.

“Tentu saja, ku rasa tim basket juga akan senang di ajak ke sini.”

Kyuhyun menatap cemburu Kibum dan Siwon, sayang sekali dia tidak berpikir sejauh ini, yang dipikirkannya hanya hal-hal simple yang sering dilakukan sepasang kekasih.

“Bagaimana menurutmu Kyu?”

Kyuhyun menoleh, Siwon meminta pendapatnya sebagai sesama anggota tim basket yang sebenarnya hanya basa-basi saja.

“Bagus, tetapi kenapa tidak ajak teman-temanmu saja? Kenapa malah mengajak Kibum?”

“Cemburu?”

Kibum geleng-geleng kepala heran, orang ini pasti akan adu mulut lagi seperti saat di mobil tadi, jadi sebelum ia mendengar ocehan tak jelas keduanya ia memilih pergi meninggalkan mereka. Kibum sudah berdiri di samping mobil Siwon, tidak peduli kalau Siwon dan Kyuhyun akanmencarinya nanti.

“Kenapa sih bukan mereka berdua saja yang pacaran?” kata Kibum kesal, “Jonghyun dan Minho juga lebih baik berpacaran, jadi aku bisa tenang tanpa gangguan para gay itu ck lebih baik aku pacaran dengan gadis seksi semalam dari pada sama mereka.”

Kibum bergidik ngeri membayangkan ia harus menjadi kekasih salah satu di antara mereka, lalu menikah, kemudian menjadi istri dan memakai gaun di pernikahan. Benar-benar menggelikan, pikirnya.

“Kibum!”

Ne?”

Kyuhyun menarik tangan Kibum berlari meninggalkan parkiran, Kibum tidak melihat ke mana Siwon, tapi Kyuhyun terus mencarinya hingga mereka menemukan taksi.

“Siwon di mana?”

“Tadi aku tinggalkan dia saat menyerahkan proposal kepada ketua panti.” Jawab Kyuhyun santai.

“Jahat sekali, nanti dia mencari kita!”

“Biarkan saja, aku dapat kabar dari ketua pelayan kalau orang tua kita sedang dalam perjalanan pulang.”

“Pulang? Rumahku di LA, Kyu!”

Kyuhyun terkekeh geli, supir taksi hanya geleng-geleng kepala mendengar suara berisik Kibum.

“Mereka sedang ke Korea, ah tidak, mereka sudah sampai di Korea dan katanya ada hal penting yang akan di sampaikan.”

“Apa?”

“Entahlah.”

Kyuhyun mengangkat kedua bahunya. Kibum termenung, sudah beberapa bulan ini ia tinggal bersama dengan Kyuhyun dan belum sekalipun orang tuanya datang menjenguknya sekalinya mereka datang Kibum malah merasa tidak senang.

Hanya butuh waktu satu jam untuk sampai di kediaman Cho, rumah sangat ramai karena para elayan sibuk menyambut kedatangan majikan besar mereka dan dua tamu terhormat. Siapa lagi kalau bukan orang tua Kyuhyun dan Kibum. Kibum menghela napas, malas rasanya bertemu dengan orang tuanya, biasanya ia senang jika orang tuanya pulang tapi sebenarnya ia jadi sebal sejak dititipka ke keluarga Cho padahal keluarga Cho juga sibuk dan bahan ia baru bisa dekat dengan Kyuhyun belakangan ini.

“Hei kenapa bengong di situ? Ayo cepat masuk!”

Kibum cemberut dan mengikuti langkah Kyuhyun, keduanya disambut dengan senyum sumrigah orang tua masing-masing, mereka mengutarakan kebahagiaan mereka melihat kedekatan Kyuhyun dan Kibum yang bahkan pergi bersama di hari libur.

“Kalian tidak ada acara hari ini kan?” tanya Haneul, ibu Kyuhyun.

“Tidak.

“Bagus, nanti malam kita harus makan bersama dan membicarakan suatu yang penting.”

Jadi begitulah, Kyuhyun dan Kibum tidak pergi ke manapun selama seharian ini bahkan meski Jonghyun terus menelepon Kyuhyun mengatakan bagaimana ia sedang frustasi memikirkan cara untuk minta maaf pada Minho atau meski Changmin mengatakan ia punya kaset game baru yang harus dimainkannya bersama Kyuhyun –yang tentu saja harus mengajak Kibum.

Kyuhyun yang bosan memutuskan untuk bermain game sendiri di kamarnya sementara Kibum membaca buku di kamarnya, tidak satupun di antara mereka yang berinisiatif untuk main bersama, Kyuhyun sebenarnya tahu apa yang akan disampaikan orang tuanya maka dari itulah ia memilih menghindari Kim Kibum. Kalau gegabah Kibum bisa salah paham padanya nanti.

.

.

.

Pada akhirnya Changmin bisa membawa setidaknya salah satu temannya untu memainkan game terbarunya, temannya itu bukan Jonghyun ataupun Minho tetapi Choi Siwon. Iya si kapten basket yang tampan itu, yang menjadi saingannya dalam mencuri perhatian si nerd yang manis Kim Kibum.

“Jadi begitu ya? Pantas saja dia menolak main game, pasti mereka sedang kencan.”

“Entahlah, rumahnya tidak menerima tamu, padahal tadi pagi aku masuk dengan lancar. Aku ini bukan maling, masa bertamu saja tidak boleh.”

“Mungkin orang tuanya Kyuhyun pulang.”

Siwon menekan tombol pause dan memperhatikan adik kelasnya.

“Memangnya kenapa kalau orang tuanya pulang?”

“Orang tuanya sibuk sekali seperti orang tuaku, kalau mereka pulang pasti ada sesuatu hal penting yang terjadi.” Kata Changmin kalem, “Tunggu apa yang terjadi?”

Changmin dan Siwon saling menatap horror, semoga saja bukan, semoga saja bukan, kata-kata itu sudah menari-nari indah di dalam otak dua jagoan tim basket itu untuk kemudian berlari menuju mobil mereka dan melesat ke kediaman Cho.

Sementara di kediaman keluarga Cho, pasangan Cho, Kim dan anak-anak mereka tengah menikmati santapan mewah dengan hikmat. Tak ada satupun di antara kedua anak yang mau bertanya soal maksud kedua orang tua mereka datang dan melarang mereka pergi sampai tiba-tiba Cho Kyujin berbicara.

“Kami sudah lama membicarakan ini, kalian mungkin berpikir ini gila tapi kami ingin kalian mewujudkan mimpi kami.”

Kibum mengernyitkan alisnya, ke mana arah pembicaraan ini kenapa ayah Kyuhyun berbicara dengan sangat ngaco, pikirnya.

“Jadi kami telah memutuskan untuk menjodohkan kalian.” Sambung Kim Kijun, ayah Kibum.

“UHUK! UHUK!”

Kibum segera mengambil air putih dan meminumnya cepat-cepat, Kyuhyun sudah tersenyum licik. Dugaannya benar, atau mungkin perhitungannya lah yang benar. Karena Kyuhyun sudah tahu kalau perjodohan ini akan terjadi hanya waktunya saja yang belum ketahuan.

“Ku harap kau tidak menolak.” Sunghee menatap anaknya penuh harap.

Kibum tercengang, tidak tahu harus bicara apa, ia melirik Kyuhyun untuk membantunya menolak tapi teman barunya itu malah menyeringai dan bahkan mengedipkan salah satu matanya.

Kibum memijat keningnya dan menghela napas, “Kenapa kalian menjodohkan anak laki-laki kalian dengan anak laki-laki juga?”

“Karena aku mencintai ayahmu, ibumu mencintai suamiku sementara suami kami saling mencintai.” Sahut Haneul.

“APA?” Kyuhyun melotot horror, apakah ibunya sedang membuat lelucon.

Tapi sang ayah mengamini perkataan ibunya, malam itu Kyuhyun dan Kibum mendengarkan alasan konyol dibalik perjodohan mereka. Tentang bagaimana rumitnya kisah cinta orang tua mereka yang menikah karena dipaksa orang tua padahal sebenarnya gay, bagaimana mereka berjanji menikahkan ana mereka dan bagaimana para istri justru jadi tertarik dengan pasangan lainnya.

Kibum dan Kyuhyun tidak mempercayai dongeng jadi haruskah mereka percaya pada dongeng cinta yang diceritakan orang tua mereka.

“Sudah-sudah jangan mengarang cerita lagi, aku akan menerima perjodohannya.”

“Apa katamu? Aku bukan gay, jangan seenaknya Cho!”

“Dari pada kau jadi piala rebutan Kyu-Line dan Siwon lebih baik kau jadi istriku!”

“Eh apa katamu? Istri? Aku ini laki-laki, aku akan jadi suami!”

“Tapi tampangmu itu tidak ada manly-manlynya dan badanmu juga pendek!”

“Apa? Kurang ajar! Jangan menghina fisikku ya, dasar pucat!”

Kyuhyun dan Kibum terus beragumentasi sedangkan di luar argumentasi lain tengah terjadi antara penjaga pagar dan tamu yang tidak diudang, tentu saja Shim Changmin dan Choi Siwon.

“Yaa! Sejak aku SD, aku bebas keluar masuk rumah ini, jangan melarang–larangku!”

“Maaf Tuan Muda Shim, untuk hari ini ada perjamuan penting yang tidak bisa diganggu.”

“Siapa tamunya?”

“Keluarga Kim.”

“KIM?” koor Changmin dan Siwon.

ANDWEEEE!”

TBC