Tags

, , , , ,

Bt3fs6DCEAIIMvv.jpg large

Cast: Kim Kibum, Choi Siwon, Shim Changmin and Others

Rating: T

WARN!: GS for UKE

Summary: Choi Siwon menyukai Kim Kibum sejak lama, bagaimanapun ia telah mengalah untuk adiknya selama beberapa tahun ini, maka pantaskah ia mengharapkan cinta dari janda adiknya? Bagaimana jika pertentangan datang dari berbagai pihak termasuk Kibum sendiri?

Disclaimer: Terinspirasi dari Novel berjudul “Danu Saputro” karya Maria A. Sardjono yang dicetak pertama kali tahun 1992 karena saya sangat mengaggumi karya-karya Beliau. Maaf jika remake ini melenceng, saya hanya akan mengambil beberapa intisari ceritanya saja, setting tempat tentu saja berbeda, beberapa penokohan saya rubah.

.

.

.

Kibum sudah bangun pagi-pagi sekali, biasanya di jam-jam seperti ini wanita bertubuh ramping itu akan bersiap menuju kantornya tapi mengingat ia sedang cuti dan berada di rumah mertuanya maka saat ini yang dilakukannya adalah masuk ke dapur, melihat apa yang bisa dikerjakannya untuk setidaknya meringankan beban sang ibu mertua.

Heechul memang sangat kayak tapi bukan berarti ia menyerahkan urusan masak begitu saja kepada pelayannya, ia suka memasak dan masakannya sangat enak, jika Jaejoong sedang menginap dia juga akan membantu Heechul memasak. Heechul sangat menyukai kepandaian Jaejoong dalam memasak. Berbanding sekali dengan Kibum yang hanya bisa memasak makanan sederhana dan rasanyapun biasa-biasa saja.

“Bukan begitu caranya Kibum, kalau kau tidak bisa serahkan saja padaku.”

Heechul mengernyitkan alisnya, melihat Jaejoong menegur Kibum yang tengah memotong sayuran di pojok dapur. Jaejoong mengambil alih pisau yang dipegang Kibum dan memotongnya sendiri. Kibum mengalah, ia melihat ada bawang yang belum dikupas jadi ia berniat mengupasnya. Heechul kembali pada pekerjaannya sendiri mengolah daging.

Jam segini Yunho dan Siwon pasti sedang bersiap pergi ke kantor dan Taemin bersiap pergi ke kampusnya, gadis itu memang mengambil jadwal pagi di semua kuliahnya agar punya banyak waktu untuk mengerjakan tugas sendiri tidak pandai memasak tapi Heechul tidak mempermasalahkannya, gadis itu kelak akan jadi permaisuri dalam rumah tangganya, Heechul sudah memilihkan Taemin calon pendamping yang sesuai. Seorang anak dari pengusaha kontraktor yang terkenal.

Aigoo Kibum apa yang kau lakukan? Aku sudah selesai dengan wortel dan kentangku sementara kau masih belum selesai mengupas bawang?”

“Harusnya kau membiarkan pelayan mengerjakannya, kau sama sekali tidak membantu jadi sebaiknya kau temani Changmin.”

Kibum tersenyum simpul dan mengangguk pasrah. Apa boleh buat, Heechul dan Jaejoong tidak menyukai kehadiranya jadi lebih baik jika ia menghindar saja. Toh dia juga sudah berusaha untuk membantu tidak bermalas-malas layaknya putri di kediaman Choi.

Umma!”

Kibum melihat Changmin yang baru saja selesai mandi bersama Yoochun seorang pelayan tengah mengeringkan tubuhnya sementara yang seorang lagi memakaikan Yoochun baju. Ada perasaan tidak suka yang menjalari benak Kibum. Kibum mendidik Changmin untuk menjadi anak yang mandiri, di flatnya Kibum sudah tidak pernah lagi memandikan Changmin, pun seorang pembantu rumah tangga yang Kibum sewa untuk membantunya menjaga Changmin.

Changmin sudah diajari mandi sendiri sejak umur 4 tahun dan sudah benar-benar dilepas sejak umur 6 tahun, Kyuhyun lah yang mengatakan kepada anaknya untuk menjadi mandiri walau umurnya terbilang masih kecil, mungkin ayah satu anak itu tahu kalau pelajaran moral seperti itu sangat penting dan tidak akan bisa diajarkan lagi olehnya.

“Biarkan dia memakai bajunya sendiri,” Kibum mengambil pakaian Changmin dari tangan Mina.

“Baik Nyonya Kim.”

“Changmin-ah apa tadi kau mandi sendiri?”

Ani.” Changmin menggelengkan kepalanya, “Mina Noona yang memandikanku, katanya kalau mandi sendiri nanti tidak bersih.”

Kibum tersenyum geli mendengarnya, ada rasa jengkel dalam hatinya. Apalagi matanya menangkap dengan jelas Hyeri tengah membedaki wajah Yoochun, perlakuan yang istimewa seperti pangeran.

“Apa selama ini Changmin merasa gatal atau bau badan?”

Changmin menggeleng lagi, kali ini dengan pandangan takut-takut.

“Lantas kenapa kamu merasa tidak bersih saat mandi sendiri?”

“Biarkan saja Kibum-ssi, dia masih kecil sudah sepantasnya mendapatkan perlakuan istimewa.”

Changmin merebut pakaiannya dari tangan sang ibu, tapi Kibum hanya bisa mengendapkan perasaan jengkelnya lantaran sang kakak ipar masuk ke dalam kamar Yoochun dan Changmin.

“Maaf Yunho-ssi tapi sejak umur 6 tahun Changmin sudah mandi sendiri, dia sangat mandiri dan tentu saja itu membuatnya istimewa.”

Yunho tertawa mendegar kilahan Kibum, dokter itu berjalan menghampiri anaknya dan mengajaknya pergi sarapan, “Aku juga orang tua dan aku ini lebih tua darimu lho.”

“Kedewasaan seseorang tidak dilihat dari umurnya, maaf aku rasa setiap orang tua punya cara sendiri dalam mengasuh anaknya.”

“Ya, terserah padamu. Dia kan putramu.”

Kibum mengepalkan tangannya ketika Yunho, Yoochun dan para pelayan keluar dari kamar itu. Yunho berbeda sekali dengan Siwon dan Kyuhyun, Yunho punya sikap yang luar biasa dingin maka tak heran jika Kibum masih berbicara dengan sangat formal kepadanya. Lagi pula Yunho juga tidak pernah suka dengan status sosial Kibum, terlebih Yunho juga lah yang membantu Heechul menculik Changmin dari ibunya.

Umma, mianhaeyo… besok Changmin akan mandi sendiri.”

“Mulai hari ini, nanti sore.”

Changmin hanya mengangguk patuh mendengar koreksian ibunya. Kibum memincingkan matanya melihat pakaian Changmin, anak itu diculik sepulang sekolah tak ada baju yang dibawanya selain tentu saja seragam yang melekat ditubuhnya. Kibum menatap nyalang suasana kamar itu, meski pun sebenarnya milik Yoochun dan harus berbagi dengan Changmin ukuran kamar ini bahkan lebih besar dari kamar Changmin di flat.

Baju mahal, kamar yang bagus, mainan yang banyak, makanan yang mewah dan sehat juga lingkungan yang hangat tentu saja Changmin sangat kerasan di sini. Pantas saja Kibum tidak melihat Changmin merengek minta pulang ke Seoul meski sebenarnya Changmin belum pernah menginap di tempat asing.

Sungguh Kibum cemburu pada ibu mertuanya yang bisa dengan mudahnya merebut hati Changmin, seperti saat ini saat Changmin dengan gamblangnya memuji makanan buatan sang nenek adalah makanan terlezat yang pernah dimakannya. Kibum akui, masakannya ataupun pembantu diflatnya jelas tak sebanding dengan masakan Heechul, Kibum tentu saja kagum walau iri tetap ada dalam hatinya.

.

.

.

Yunho dan Jaejoong kembali ke rumah mereka itu artinya Yoochun juga tidak lagi menginap di kediaman Choi. Changmin sekarang sendirian tapi anak itu punya begitu banyak mainan, ada miniatur rumah-rumahan yang ada perosotannya dengan bak besar berisi banyak bola-bola seperti yang ada di taman bermain. Ada mobil-mobilan yang bisa dinaiki dan bisa berjalan dengan menginjak pedal gas buatannya. Tapi yang paling Changmin suka adalah mobil remote control yang berukuran 30×30 cm di mana pintunya bisa dibuka ke atas.

Mobil berwarna biru itu seharga setengah gaji Kibum, Kibum pernah melihatnya saat mencari kado ulang tahun anaknya. Di flat biasanya Changmin hanya bermain PSP yang dibelikan Kyuhyun dulu, itu pun dibatasi jamnya. Changmin baru kali ini punya banyak mainan mahal dan canggih, bocah itu berteriak senang memainkan mainannya tanpa takut akan menggangu orang sekitarnya.

“Changmin, pelankan suaramu dan jangan berlari-lari seperti itu kau atau mobilmu bisa saja menabrak orang lain.”

“Biarkan saja, rumah ini luas dan Changmin sudah hapal seluk beluk rumah ini jadi dia pasti tidak akan menabrak.”

Heechul tengah membaca majalah ketika menegur Kibum, Kibum ingin sekali membalas teguran ibunya dengan mengatakan bahwa Changmin bersikap nakal dan tidak sopan tapi tiba-tiba saja Choi Siwon datang. Pria bertubuh atletis itu berjalan dengan santainya untuk mengambil mobil biru Changmin.

“Jagoan, mau main bola dengan Geun Appa?”

“MAUUUU!”

Changmin berteriak senang dan berlari memeluk Siwon, hati Kibum mencelos melihatnya. Adegan yang nyaris sama dengan yang pernah ia lihat dulu saat Kyuhyun masih hidup. Siwon diam-diam mencuri pandang, menatap ekspresi sedih sang adik ipar yang ia pikir tersinggung dengan perkataan ibunya.

“Changmin, jika ibumu menasehatimu kau harus mematuhinya ya, kau harus hati-hati saat bermain di dalam rumah nah lebih baik sekarang kita pindah ke lapangan di belakang, kaja!”

Buk! Heechul menutup majalahnya dengan kesal, Siwon baru saja menyindirnya di hadapan Kim Kibum, wanita yang telah membuat anak kesayangannya –Choi Kyuhyun- menentang nasehatnya.

Heechul menatap Kibum dengan sangat tajam dan penuh kebencian sementara yang ditatap malah menatap dengan ekspresi datar. Kibum menahan dirinya dengan sangat kuat, ia tidak mau jika Heechul semakin membencinya dan menambah permasalahan baru maka setelah Heechul beranjak pergi meninggalkannya Kibum memilih pergi menyusul Changmin dan Siwon.

.

.

.

Geun Appa curang!”

Wae? Appa bermain sesuai aturan.”

Geun Appa terlalu tinggi!”

“Hahahaha iya iya makanya Changminnie harus rajin minum susu supaya cepat tinggi!”

Siwon mengelus rambut keponakannya dengan penuh kasih sayang, rambutnya sedikit ikal seperti Kyuhyun, sikapnya juga sangat mirip dengan Kyuhyun. Siwon tentu masih ingat bagaimana Kyuhyun meneriakinya dan Yunho curang lantaran lebih tinggi darinya, padahal waktu itu mereka sama-sama dalam masa pertumbuhan tapi Kyuhyun lambat sekali tumbuh.

“Changmin-ah, sudah nak kau sudah terlalu banyak bermain hari ini.”

Changmin menatap Siwon untuk membantunya menghindar tapi Siwon menggelengkan kepalanya dan menuntunnya ke arah Kibum. Kibum mengusap keringat yang mengalir di dahi anaknya.

“Changmin ingat ini hari apa?” Kibum bertanya.

“Eum…”

“Kamu sudah lama membolos, apa tidak rindu pada sekolah?”

“Rindu, tapi Halmoni bilang akan pindahkan Changmin ke sekolah Chunnie Hyung.”

Siwon menatap lekat ekspresi Kibum, ibu muda itu tengah tercekat mendengar penuturan anaknya, bagaimana bisa Heechul menjanjikan hal yang jelas-jelas bisa memisahkan seorang anak dari ibunya. Bola mata Kibum bergerak-gerak gelisah, menimbang-nimbang hal apa yang sekiranya bisa ditanyakan pada Changmin tanpa perlu menyudutkan Heechul. Bagaimanapun bencinya Heechul pada Kibum tetapi Kibum tidak pernah menanamkan kebencian kepada sang mertua apalagi mengajarkan kepada anaknya.

“Kalau pindah sekolah tidak bisa di pertengahan semester dan ada banyak hal rumit yang harus diurus.”

Siwon pada akhirnya berbicara, tahu bahwa Kibum sedang dalam keadaan syok saat ini. Wanita itu benar-benar takut kehilangan Changmin. Masih jelas sekali dalam ingatan Siwon ketika ia datang ke flat milik Kibum tempo hari. Kibum meringkuk dikasurnya dengan wajah yang pucat dan air mata yang tak berhenti mengalir.

Kibum sudah mencari Changmin ke manapun, ke rumah tetangganya, ke rumah teman-teman sekolah Changmin bahkan ke rumah guru. Berharap Changmin tengah menginap di salah satu rumah tersebut tapi tidak, bocah itu bahkan masih tak didapatkannya meski ia sudah mengelilingi Seoul dengan bantuan tetangganya.

“Lagi pula, kalau Minnie mau pindah ke sini itu artinya harus pisah dengan Umma, memangnya Minnie tidak rindu Umma?”

“Rindu Geun Appa, tapi Umma selalu bekerja dan Minnie kesepian.”

Sebuah tamparan besar bagi Kibum, Changmin tidak pernah mengungkapkan kesepiannya di hadapan orang lain, dulu saat pertama kali Kibum memutuskan bekerja ia sudah memberi Changmin pengertian dan Changmin setuju saja karena memang sudah tidak ada lagi sosok ayah yang selalu menjadi tulang punggung keluarga.

Kibum berbalik dan membekap mulutnya Siwon sudah memutar tubuh Changmin demi menghindarkan tatapan Changmin dari duka sang ibu. Siwon juga tak bisa melakukan apapun kali ini. Changmin hanyalah seorang anak kecil yang masih butuh perhatian ekstra orang tuanya, meski ia tahu bahwa mendiang adiknya dan juga Kibum mendidiknya untuk menjadi anak yang mandiri tapi anak-anak tetaplah membutuhkan kasih sayang yang utuh. Bukan yang hanya didapatkannya di jam-jam sarapan dan hari libur saja.

Kaja, ganti bajumu, kau penuh keringat.”

Siwon menggendong Changmin memasuki rumah, tangis Kibum pecah di sana, beruntung tak ada lagi orang di sana. Rasanya sudah tak sanggup lagi ia menahan sesak di dalam dadanya, rasa rindunya pada sang anak belum juga tuntas karena perubahan sikap Changmin yang manja dan nakal sekarang anak itu malah meminta tinggal bersama sang nenek hanya karena merasa kesepian. Oh tentu saja itu adalah hal yang menyakitkannya, Kibum berjuang mati-matian untuk menghidupi anaknya dengan tetap membagi waktu dengan Changmin tapi anak itu tetap saja merasa tidak cukup.

.

.

.

Tok… Tok… Tok…

Kibum meletakkan sisirnya dan membuka pintu kamarnya, Choi Siwon berdiri dengan senyum sumringah dan meminta masuk. Changmin meminta tidur dengan neneknya dan Kibum sama sekali tidak bisa melarangnya.

“Di sini saja lebih baik Oppa.”

“Tembok juga punya telinga, Bummie.”

Siwon mendorong Kibum dan memaksa masuk ke dalam, Kibum tidak bisa lagi melarang karena toh ini bukan rumahnya, Kibum hanya menjadi tamu di sini.

“Mau bicarakan apa Oppa?”

“Tutup pintunya Kibum-ah!”

Kibum menghela napasnya jengkel, tapi tetap saja tangannya bergerak untuk menutup pintu bercat putih di belakangnya. Siwon tersenyum dan menepuk-nepuk sisi ranjang di sampingnya. Kibum paham benar maksud tersirat Siwon tapi tentu saja dia emoh duduk di samping sang kakak ipar mengingat kemarin ia sudah diserang dengan ciuman panas. Kibum memilih duduk di depan meja riasnya, jarak yang sangat aman untuknya dan Siwon saat ini.

“Kenapa sih menghindari begitu?”

“Aku bukan menghindar, hanya menjaga jarak.”

“Terang-terangan sekali kamu.”

“Supaya Oppa tahu posisi kita, aku ini istri mendiang adikmu.”

“Jangan munafik, aku tahu benar hatimu tengah mendingin karena kesepian.”

Kibum menatap Siwon dengan padangan yang sulit dijelaskan. Sesungguhnya hatinya tengah mendidih mendengar ucapan Siwon.

“Jangan bericara yang tidak-tidak Oppa, ingat kau sudah punya calon istri.”

Kibum menyindir, sejak awal ia tahu kalau Siwon sudah di jodohkan dengan Donghae. Kyuhyun menceritakan bahwa Yunho beruntung mendapatkan kekasih dari keluarga kaya tetapi adik-adiknya mendapatkan jodoh yang sudah ditentukan orang tuanya demi menjaga derajat mereka.

“Hahaha kau tahu juga ya? Apa adikku yang menceritakannya?”

Kibum melipat tangan di dada dan memalingkan wajahnya.

“Tapi aku bukan boneka, aku seperti Yunho hyung dan Kyuhyun tentu akan menikah dengan gadis yang kucintai.”

“Aku ini bukan gadis Oppa, aku sudah menikah dan mempunyai anak.”

“Tapi kau masih punya gairah seorang gadis.”

Siwon tahu-tahu sudah berada di samping Kibum dan mengelus pipi Kibum. Kibum refleks menepis tangan Siwon dan berjalan dua langkah menjauhi Siwon.

“Kau… apa yang kau lakukan?”

“Kenapa Kibummie? Bukankah kta sudah melakukan hal yang lebih dari ini?”

Mata Kibum membola, ibu satu anak itu tercekat dan tidak bisa lagi mengatakan apapun. Siwon malah tersenyum bangga karena bisa membuat wanita yang disukainya sejak SMA itu terpojok karena penyataan cinta gilanya.

TBC